Surabaya, Jatim - Modernisasi pengelolaan ekonomi pondok pesantren akan menjadi kekuatan ekonomi lokal yang mandiri, tangguh dan bermartabat. One Pesantren One Product (OPOP) adalah satu program dalam mewujudkan cita-cita luhur tersebut.
Seperti yang disampaikan oleh Bobby Soemiarsono selaku Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, dalam sambutannya pada kegiatan Rakor Pengembangan One Pesantren One Product (OPOP) Jawa Timur Tahun 2024 di Hotel Novotel Surabaya, Jumat (26/4/2024)
Ia menyoroti pentingnya modernisasi dalam pengelolaan ekonomi pondok pesantren sebagai kunci utama dalam mencapai cita-cita tersebut. Program OPOP menjadi fokus utama dalam mewujudkan visi besar ini.
Bobby Soemiarsono menekankan bahwa visi pembangunan ekonomi lokal tidak hanya sebatas pencapaian pendapatan, tetapi juga tentang pemberdayaan komunitas, meningkatkan kesejahteraan, dan menjaga keberlanjutan lingkungan. Pondok pesantren di Jawa Timur memiliki potensi besar untuk menjadi pionir dalam mewujudkan visi tersebut.
Program OPOP diinisiasi sebagai langkah konkrit dalam mendukung visi pembangunan ekonomi lokal. Melalui OPOP, setiap pondok pesantren akan didorong untuk mengembangkan satu produk unggulan yang mencerminkan kearifan lokal dan potensi ekonomi daerah. Dengan demikian, setiap pesantren akan menjadi pusat produksi dan distribusi produk unggulan mereka.
Selain mendorong pengembangan produk unggulan, modernisasi pengelolaan ekonomi pondok pesantren juga menjadi fokus utama. "Ini termasuk penerapan teknologi dalam proses produksi, manajemen keuangan yang efisien, pemasaran berbasis digital, dan pelatihan keterampilan yang relevan untuk memperkuat kapasitas pengelolaan," jelas Bobby.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh dalam implementasi program OPOP. Selain itu, mereka juga akan menyediakan bantuan teknis, pelatihan, dan akses ke pasar untuk memastikan kesuksesan program ini.
Gubernur Jatim Periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa yang dalam kesempatan itu sebagai Keynote Speaker menyampaikan salah satu langkah penting dalam menjaga keberlanjutan program ekonomi pondok pesantren adalah dengan diversifikasi sumber pendapatan.
"Melalui pengembangan usaha ekonomi berbasis sumber daya lokal, seperti pertanian, peternakan, kerajinan tangan, dan pariwisata religius, pondok pesantren dapat menciptakan sumber pendapatan yang berkelanjutan dan mengurangi risiko yang terkait dengan ketergantungan pada satu sumber pendapatan," ungkapnya.
Rakor OPOP ini digelar dua hari mulai Kamis (25/4) hingga Jumat (26/4) ini, kegiatan ini sebelumnya dibuka oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim, Andromeda Qomariah. Hadir dalam rakor, Sekretaris OPOP Jatim, Mohammad Ghofirin; kyai, bu nyai dan pengurus pondok pesantren di beberapa wilayah Jawa Timur. Serta pejabat eselon III di lingkungan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim beserta beberapa narasumber dalam rakor. (**)
• jatimnewsroom - diskominfo jatim
Posting Komentar