Komisi Ojol 10% Picu Penurunan Pendapatan Pengemudi
0 menit baca
Perusahaan transportasi online Maxim membeberkan dampak buruk terkait rencana penerapan komisi tetap 10 persen pada layanan transportasi online. Maxim menilai bahwa rencana ini menyimpan risiko besar, termasuk penurunan pendapatan pengemudi, merosotnya kualitas layanan dan pengembangan, penghilangan bonus dan manfaat ke pengemudi hingga monopoli pasar.
Skema potongan komisi 10% memicu peningkatan harga yang tidak diikuti dengan peningkatan daya beli masyarakat. Imbasnya, kebijakan ini akan otomatis membuat jumlah pesanan menurun drastis dan berdampak pada penyusutan pendapatan pengemudi. Kebijakan ini juga akan menghilangkan akses masyarakat ke transportasi online yang terjangkau.
Maxim juga menilai bahwa skema ini juga akan memaksa perusahaan untuk menghapus akses pada beragam perlindungan dan manfaat yang diberikan aplikator. Rencana ini juga tentunya akan mendorong perusahaan menghilangkan berbagai program bonus dan apresiasi yang biasa digunakan untuk meningkatkan motivasi pengemudi.
Selain itu, skema komisi ini juga akan menurunkan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan kualitas layanan dan pengembangannya. Akibatnya, industri menjadi tidak berkembang. Banyak wilayah di Indonesia tidak dapat menikmati layanan transportasi online. Kebijakan ini juga menutup peluang masyarakat untuk mendapatkan penghasilan dari mengemudi, utamanya di wilayah-wilayah pinggiran kota dan wilayah berkembang lainnya.
Dalam jangka panjang, skema komisi tetap 10 persen dinilai dapat memicu peningkatan risiko monopoli pasar di industri transportasi digital. Apabila skema potongan komisi 10% diberlakukan, hanya perusahaan dengan kapasitas besar saja yang dapat bertahan, akibatnya monopoli pasar tidak terelakkan.
Saat industri dimonopoli, pengemudi tidak memiliki opsi lain yang lebih menguntungkan dan hanya bisa pasrah terhadap kebijakan perusahaan yang mendominasi. Dampak tersebut tentunya akan dirasakan masyarakat yang kehilangan pilihan untuk mendapatkan layanan yang lebih baik dengan harga terjangkau.
Dirhamsyah selaku Development Maxim Indonesia menuturkan, “Rencana penurunan komisi menjadi 10% berpotensi mengguncang industri transportasi online. Mulai dari peningkatan harga, penurunan pendapatan pengemudi, penghilangan berbagai manfaat ke pengemudi hingga monopoli pasar. Akibatnya, perkembangan industri terhambat, pengemudi pun hanya bisa pasrah dengan kebijakan aplikator yang berpotensi memonopoli industri.”
Dirham menambahkan bahwa penerapan kebijakan tarif 15% yang saat ini diberlakukan oleh pemerintah saat ini masih sangat relevan untuk menjaga keseimbangan ekosistem transportasi online. Kebijakan ini membuat pengemudi dapat memperoleh penghasilan yang layak, sembari menyediakan layanan transportasi yang terjangkau bagi masyarakat. Tarif ini juga membuat plikator memiliki ruang untuk pengembangan bisnis sehingga dapat membuka peluang masyarakat mendapatkan penghasilan, khususnya di wilayah terpencil.
Dengan mempertimbangkan berbagai implikasi tersebut, Maxim Indonesia mendorong pemangku kepentingan untuk merancang kebijakan yang benar-benar menjaga keberlanjutan pendapatan pengemudi, menjamin persaingan yang sehat, serta memastikan akses layanan transportasi online tetap terjangkau dan merata bagi masyarakat.(sM*)
